TEOLOGI PENTAKOSTA - Sebuah Pengantar ke dalam Teologi PentakostaBY Bobby K. Putrawan
admin ,
22 Okt 2020 ,
dilihat 6k
Share :
TEOLOGI PENTAKOSTA
PENDAHULUAN
Sebelum
kita masuk ke dalam ajaran Pentakosta , ada baiknya apabila penulis
membahas latar belakang aliran Pentakosta. Di kalangan sejarah gerakan
Pentakosta terdapat perbedaan pendapat tentang asal-usul gerakan ini,
yaitu:
1. Charles W. Conn berpendapat bahwa asal mula gerakan ini
terjadi pada tahun 1896 di Shearer School House di Cherokee County,
North Carolina, yang mana ini merupakan cikal bakal dari lahirnya Church
of God.
2. Klaude Kendrick berpendapat bahwa gerakan ini berasal
dari Sekolah Alkitab Bethel di Topeka, Kansas yang dipimpin oleh Charles
Parham.
3. Donald Gee mengemukakan bahwa asal mula gerakan
Pentakosta terjadi pada pertemuan di “Gereja Tua” di Los Angeles pada 6
April 1906, di mana William Seymour (murid Charles Parham) berkhotbah
tentang ‘bahasa lidah’.
Pada umumnya para ahli Pentakosta
menyebutkan bahwa ajaran Pentakosta terdiri dari empat pilar , yaitu:
Keselamatan, Kesembuhan, Baptisan Roh Kudus, dan Kedatangan Kristus
Kedua Kali, yang mana pembahasan ini penulis jabarkan dalam 11 pokok
dalam alur sistematika.
AJARAN-AJARAN PANTEKOSTA
Sama
seperti aliran Kesucian, gerakan Pantekosta tidak merasa bahwa mereka
telah menciptakan suatu doktrin atau standar yang baru. Dengan
mengkhotbahkan 'Injil Sepenuh', mereka merasa bahwa mereka hanya
menekankan kembali ajaran lama yang sudah ada. Di bawah dijelaskan
beberapa pengajaran Pentakosta, yaitu:
1. Alkitab
Alkitab
dpahami sebagai Firman Allah yang diilhamkan dan dinyatakan kepada
manusia, untuk menjadi tata-tertib bagi iman dan perilaku. Alkitab
mengungguli hati nurani dan akal baudi, tetapi tidak bertentangan
dengannya. Sebagai yang diilhamkan langsung oleh Allah, Alkitab tidak
mengandung kesalahan. Alkitab adalah firman Allah yang berotoritas dan
sempurna.
2. Allah yang benar dan hidup itu oleh aliran
Pentakostal diyakini sebagai Allah yang esa, yang menciptakan langit,
bumi dan segala isinya. Allah yang menyatakan diri di dalam tiga
pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ke dalam ketiga nama inilah dibaptis
setiap orang yang sudah menyatakan imannya. Jadi aliran Protestan
memiliki kepercayaan sama dengan kaum reformasi.
3. Keselamatan
adalah pembebasan dari situasi di luar kemampuan seseorang membebaskan
dirinya sendiri. Keselamatan adalah karya Allah dalam pengupayaan umat
bebas dari perbudakan dosa dan membawa ke situasi kemuliaan melalui
Yesus Kristus. Jadi keselamatan sebagai buah kasih-karunia Allah, yang
ditawarkan kepada manusia melalui pemberitaan dan ajakan menyatakan
penyesalan dan permohonan ampun kepada Allah, dan iman kepada Yesus
Kristus. Manusia diselamatkan melalui baptisan (permandian)
kelahiran-kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus. Setelah dibenarkan oleh
kasih-karunia melalui iman, menjadi anak dan pewaris Kerajaan Allah,
sesuai dengan pengharapan akan kehidupan kekal. Bukti batiniah bagi
orang percaya tentang keselamatannya adalah kesaksian langsung dari Roh
Kudus, sedangkan bukti lahiriah adalah kehidupan di dalam kebenaran dan
kesucian yang sejati.
4. Baptisan adalah tindakan iman
untukmelaksanakan percaya kepada Injil yaitu bahwa Kristus telah mati
karena dosa-dosa manusia, sesuai dengan kitab suci, bahwa Ia dikuburkan
dan telah bangkit pada hari ketiga sesuai dengan kitab suci (1 Kor
15:3a-4; Rom 6:3-5). Baptisan terdiri atas dua jenis, yaitu: Pertama,
baptisan air, yakni lambang kematian dan penguburan kemanusian yang
lama, dengan cara menyelamkan seluruh tubuh ke dalam air (Mat 16:15-16;
28:19). Kedua, Baptisan Roh adalah baptisan orang percaya dengan Roh
kudus dibuktikan oleh tanda fisik awal, yaitu berbicara dengan
bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan Roh Kudus kepada mereka untuk
mengatakannya (Kis 2:4). Roh Kudus menjadi pusat teologi dari aliran
Pentakosta.
5. Bahasa Lidah: baptisan atas orang percaya di dalam
Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara
dalam lida (bahasa) lain, sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah
kepada para rasul (Kis 2:4). Berbahasa lidah dalam nats ini pada
hakikatnya sama dengan karunmia lidah dalam 1 Kor 12:4-10, 28, tetapi
berbeda dalam maksud dan penggunaannya.
6. Perjamuan Kudus, yang
terdiri dari unsur roti dan air buah anggur , adalah lambang yang
mengungkapkan keikutsertaan di dalam kodrat ilahi dari Tuhan Yesus,
pengenangan atas penderitaan dan kematian-Nya dan nubuat atas kedatangan
kedua kali, persekutuan orang percaya dengan Allah serta sesama,
kesembuhan bisa terjadi sewaktu orang percaya mengambil bagian dalam
perjamuan kudus dimana Allah yang menyembuhkannya, dan sakramen
Perjamuan Kudus sebagai salah satu alat anugerah Allah bagi orang
percaya. Dengan Perjamuan Kudus maka anugerah dan karya Allah lewat
korban Yesus di kayu salib akan lebih kita kenang dan hayati, sehingga
pengaktualisasian iman kepada Allah akan lebih berarti.
7.
Kesucian hidup dan perilaku secara menyeluruh. Kaum Pentakostal
mempertahankan kesucian sebagi pokok ajaran yang terpenting. Dengan
kuasa Roh Kudus orang percaya dapat menaati perintah Allah. Kesucian
menyeluruh adalah kehendak Allah bagi semua orang percaya, dan harus
sungguh dikejar dengan cara berjalan di dalam ketaatan pada firman
Allah.
8. Kesembuhan Ilahi. Pada permulaan gerakan Pantekosta,
doktrin kesembuhan Ilahi adalah suatu kebenaran yang sangat penting
dalam berita "Injil Sepenuh". Kesembuhan Ilahi dikhotbahkan dan
dipraktekkan, sebab umat Pentakosta percaya bahwa kesembuhan disediakan
bersamaan penebusan dan merupakan hak istimewa bagi orang percaya.
9.
Eskatologis. Pada umumnya kaum Pentakosta mempercayai bahwa Yesus
Kristus akan datang kembali dan memerintah dalam kerajaan seribu tahun
di dunia. Kedatangan Kristus yang kedua kali meliputi pengangkatan
orang-orang kudus, yang merupakan pengharapan yang penuh bahagia bagi
kita, diikuti kedatangan yang tampak dari Kristus dengan orang suci-Nya
untuk memerintah di bumi selama seribu tahun (Za 14:5; Mat 24:27, 30;
Why 1:7; 19:11-14). Pemerintahan seribu tahun ini akan membawa
keselamatan bangsa Israel (Yeh 37:21-22; Zef 3:19-20; Roma 11:26-27) dan
penegakkan damai sejahtera di seluruh dunia (Yes 11:6-9; Mi 4:3-4).
10.
Gereja bukan hanya merupakan suatu perkumpulan melainkan sebuah
persekutuan yang lahir dari Allah. Alkitab menyatakan bahwa yang
mendirikan gereja adalah Tuhan Yesus (Mat 16:18). Gereja adalah buah
tangan pekerjaan Roh Kudus dan diyakini sebagai tubuh Kristus, tempat
Allah berdiam melalui Roh-Nya, dengan serangkaian ketetapan ilahi dalam
rangka memenuhi amanat agung-Nya.
11. Ibadah dan liturgy:
gereja-gereja Pentakosta beribadah secara teratur pada hari Minggu,
ditambah dengan beberapa pertemuan ibadah pada hari lainnya. Tata-ibadah
bersifat lisan serta tidak berlangsung secara baku. Kendati tata-ibadah
bersifat lisan dan tidak baku, ada semacam pola dan unsur-unsur yang
umum, yaitu doa pembuka, nyanyian penyembahan, doa lanjutan, nyanyian
pujian, khotbah, serta kadang ditambah pelayanan altar (altar calling,
altar service). Yang terakhir ini memberi kesempatan untuk mengungkapkan
pelepasan dari kuasa roh jahat, pertobatan, penguatan rohani,
pengurapan, pemulihan, dan lainnya.
KESIMPULAN
Jadi
beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah
Pertama, aliran Pantekosta sama dengan denominasi Protestan lainnya;
percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan oleh perbuatan
baik yang dilakukan manusia; percaya bahwa setiap orang Kristen adalah
Imam-imam; percaya bahwa Alkitab atau Firman Allah adalah dasar segala
doktrin dari gereja. Kedua, gerakan Pantekosta ini sesungguhnya sama
dengan gerakan Reformasi. Tetapi lebih tepatnya adalah sayap kiri
Reformasi yang lebih bersifat radikal, yaitu gerakan Ana-Baptis. Ketiga,
aliran Pantekosta dapat digolongkan sebagai kelanjutan dari kaum Injili
(Evangelicals). Teologianya cenderung fundamentalis. Tokoh Pantekosta
dari Inggris, Donald Gee berkata bahwa doktrin Pantekosta sebenarnya
merupakan penyempurnaan dari doktrin kaum Injili. Keempat, Banyak ahli
sejarah gerakan Pantekosta berpendapat bahwa gerakan Pantekosta timbul
dari aliran 'Holiness", terkenal "Doktrin Penyucian" (Sanctification).
Teologia Wesley dapat disimpulkan: pertobatan atau pembenaran; dan
Penyucian dan penyempurnaan Kristen. Kelemahan yang timbul dari fenomena
gerakan Pentakosta adalah kurang dalam konteks penelitian Alkitab,
bersifat emosional, dan penataan organisasi di gereja.
Share :